Aku rindu udara dini hari yang menerpa wajahku
Mereka masuk melalui empat lubang di dinding kamarku yang
tak berjendela
Aku rindu udara dini hari yang menerpa wajahku
Mereka membuatku semangat bersekolah
meski ingus selalu menghiasi hidung setiap paginya
Aku rindu udara dini hari yang menerpa wajahku
dengannya aku mendengar langkah kaki ibu yang terbangun
sholat tahajud
kemudian sibuk di dapur dan sumur menyiapkan sarapan dan
keperluan kami sekolah
aku rindu udara dini hari yang menerpa wajahku
karenanya bara api di dalam tungku masak ibuku menjadi favorit
kami melawan dingin
aku rindu udara dini hari yang menerpa wajahku
karenanya menyapu halaman menjadi hal yang menyenangkan
aku rindu udara dini hari yang menerpa wajahku
kala itu dikabulkan-Nya doa-doa
aku rindu udara dini hari yang menerpa wajahku
karenanya napasku menjadi sehat