Pengertian pahlawan dalam arti sempit adalah
siapa saja yang menjadi pembela kepentingan seseorang itulah dia, terlepas
bentuk kepentingan apa saja, tidak perlu lihat halal haram lagi (Muadz, 2014). Bagi
seorang yang sedang sakau
maka pahlawan bagi mereka adalah para pemasok dan pengedar narkoba. Bagi
seorang pemabuk, maka boss yang mentraktir minuman itulah yang jadi pahlawan.
Bagi orang-orang miskin maka orang semodel Robin Hood itu juga bisa manjadi
pahlawan. Bagi para mucikari/germo, juga pengusaha diskotik, maka para pem-backing yang
biasanya terdiri dari aparat itu sebagai pahlawan. Seorang pemuda yang
menampung uneg-uneg seorang gadis ketika terjadi masalah keluarga, sehingga
sang gadis bertambah dendam terhadap orang tuanya dan semakin sejuk dengan sang
pemuda, itu bisa dianggap pahlawan bagi si gadis (lihat status-status di BBM.
Ukuran berjasa, membantu dan menolong
menurut kepentingan perorangan, kelompok, suku, sampai pada bangsa dan negara,
bisa dipastikan akan menemukan hasil yang relatif. Sehingga harus ada standar
yang universal. Sementara standar universal itu biasanya dikaitkan dengan
nilai-nilai kemanusiaan. Lagi-lagi jika pendangan kemanusiaan itu menurut
pribadi, kelompok dan golongan pasti akan berbeda lagi. Sehingga tidak akan
pernah menemukan kebenaran yang hakiki dalam memandang nilai kemanusiaan.
“Pahlawan”
menurut Bahasa adalah sebuah kata benda. Secara etimologi kata “pahlawan”
berasal dari bahasa Sanskerta “phala”, yang bermakna hasil atau buah. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan berarti orang yang menonjol karena
keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, pejuang yang gagah
berani. Pahlawan adalah seseorang yang berpahala yang perbuatannya berhasil
bagi kepentingan orang banyak. Perbuatannya memiliki pengaruh terhadap tingkah
laku orang lain, karena dinilai mulia dan bermanfaat bagi kepentingan
masyarakat bangsa atau umat manusia.
Berdasarkan pengertian tersebut, semua orang
dapat menjadi pahlawan asalkan dia berguna bagi manusia lainnya. Sebagimana
agama yang saya yakini yaitu Islam, Islam mengajarkan kita untuk bermanfaat
bagi sesama. Bahkan dalam firmannya disebutkan bahwa sebaik-baik manusia adalah
yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Dalam beberpa kisah inspiratif, bahkan
orang cacata sekalipun dapat bermanfaat bagi yang lainnya. Bob Willen, seorang
yang cacat tidak memiliki kaki namun mampu menyelesaikan lari marathon demi
untuk memberikan charity bagi yang lainnya. Keinginan Bob Willen untuk menolong orang lain melalui
jalur militer harus kandas karena menginjak ranjau pada saat bertugas di koflik
Vietnam. Hal tersebut berimbas pada kehitangan kedua kaki hingga ke pangkal
paha. Hal tersebut tidak menjadikan Bob patah semangat. Ia justru semakin besar
hatinya. Keinginannya untuk membantu orang lain tidak pernah surut.
Orang cacat saja punya naluri kepahlawanan.
Bagaimana dengan kita? Harusnya sebagai makhluk sosial naluri kepahlawanan itu
ada. Pengusaha yang paling kapitalis sekalipun masih memeberikan charity untuk
lembaga sosial. Terlepas dari tujuan pakah untuk mengurangi pajak atau karena
memang berkeinginan untuk kemanusiaan.
Masing- masing orang meiliki kemampuan untuk
bermanfaat bagi yang lainnya. Terlepas dari apapun pekerjaan atau perannya.
Serorang petani dapat menjadi pahklawan dengan pasokan pangan dan sayuran yang
dihasilkan. Seorang intelektual atau akademisi seharusnya mampu memberikan
kontribusi bagi lingkungan sekitarnya dengan ilmu yang dimiliki. Seorang musisi
dapat menjadi pahlawan dengan mengibur orang-orang sengan lagu dan music yang
diciptakan atau dilantunkan.
Pahlawan
bukan untuk dikagumi, tapi diteladani (Matta, 2004). Pekerjaan-pekerjaan
besar dalam sejarah hanya
dapat diselesaikan oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan. Tantangan-tantangan besar
|
dalam sejarah hanya dapat dijawab oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan. Itulah sebabnya kita menyebut para pahlawan itu orang-orang
besar. Itu pula sebabnya
mengapa kita dengan sukarela
menyimpan dan memelihara rasa kagum kepada
para pahlawan. Manusia berhutang budi kepada para pahlawan mereka. Dan kekaguman
adalah sebagian dari cara mereka membalas utang budi.
Mungkin, karena itu pula
para
pahlawan
selalu muncul di saat-saat yang sulit,
atau sengaja dilahirkan di
tengah situasi yang sulit. Mereka datang untuk mem-
bawa beban yang tak dipikul oleh manusia manusia
di zamannya. Mereka bukanlah kiriman
gratis dari langit.
Akan tetapi, sejarah kepahlawanan mulai dicatat
ketika naluri kepahlawanan mereka
merespon tantangan- tantangan kehidupan yang berat. Ada tantangan
dan ada jawaban.
Dan hasil dari respon itu adalah lahirnya
pekerjaan-pekerjaan besar.
Isu yang paling in saat ini
adalah isu lingkungan. Semakin lama bumi ini semakin padat penduduk. Tantangan
bonus demografi Indonesia, baby booming, krisis pangan, krisis tempat tinggal,
krisis sumber daya dan sumber daya air menjadi masalah yang tak dapat
dipisahkan dari pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Pakar-pakar
lingkungan semakin dibutuhkan. Tidak
hanya akademisi yang mampu berpikir dan membuat planning, tapi juga praktisi
yang mempu mengusahakan berkelanjutan lingkungan untuk anak cucu kita nanti.
Meminjam perkataan Buya Hamka bahwa kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek
moyang kita, tapi meminjam dari anak cucu kita.
Pahlawan lingkungan semakin dibutuhkan. Bagaimana mengatasi
perubahan iklim yang kini sudah mulai terjadi dan mengatasi berbagai krisi
lainnya di dalammya. Kita tidak dapat memungkiri bahwa kita tinggal di bumi.
Maka kita tidak punya alasan untuk tidak peduli pada bumi kita. Dunia
internasioanal sudah mulai resah dengan keadaan bumi ini. Untuk itu
ditetapkanlah Sustainable development Goals yang ditetapkan pada konferensi
Rio.
Salah
satu hasil utama dari Rio + 20 Konferensi adalah perjanjian oleh negara-negara
anggota untuk memulai proses untuk mengembangkan satu set Development Goals
Berkelanjutan (SDGs), yang akan membangun di atas Millenium Development Goals
dan menyatu dengan agenda pembangunan pasca 2015. Pada konferensi ini
ditetapkan bahwa "Proses inklusif dan transparan antar pemerintah terbuka
untuk semua pemangku kepentingan, dengan maksud untuk mengembangkan tujuan
pembangunan berkelanjutan global yang akan disepakati oleh Majelis Umum".
Adapun
Tujuan dari SDGs antara lain,
Tujuan 1
Menuntaskan kemiskinan dalam segala bentuknya di mana-mana
Tujuan 2
Menuntaskan masalah kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi,
dan mempromosikan pertanian berkelanjutan
Tujuan 3
Memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan untuk semua pada
segala usia
Tujuan 4.
Pastikan kualitas pendidikan inklusif dan adil dan mempromosikan kesempatan
belajar seumur hidup untuk semua
Tujuan 5
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan
Tujuan 6
Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan dari air dan
sanitasi untuk semua
Tujuan 7
Memastikan akses ke energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan,
dan modern untuk semua
Tujuan 8
Promosikan berkelanjutan, pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan ekonomi,
pekerjaan penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua
Tujuan 9.
Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi inklusif dan
berkelanjutan dan mendorong inovasi
Tujuan 10
Mengurangi ketidaksetaraan dalam dan di antara negara-negara
Tujuan
11. Membuat kota dan pemukiman manusia yang inklusif, aman, tangguh dan
berkelanjutan
Tujuan
12. Pastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
Tujuan
13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya *
Sebagai
Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang akan berakhir masa berlakunya, proses
pembentukan goals lanjutan pasca-2015
dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak dan lebih tepat sasaran. Untuk periode
15 tahun kedepan, Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) akan menjadi alat
utama untuk mencapai keberlanjutan di seluruh dunia melalui menangani dan
menggabungkan tiga pilar pembangunan berkelanjutan keterkaitan (ekonomi, sosial
dan lingkungan) dan mereka.
Untuk
mendukung pengembangan SDGs, tiga ringkasan kebijakan baru telah dikembangkan
oleh UNU Institute untuk Studi Lanjutan Keberlanjutan (UNU-IAS), Proyek
Post2015 dan Proyek Pemerintahan Sistem Bumi. Ringkasan kebijakan ini bertujuan
untuk menyediakan Kelompok Kerja Terbuka (OWG) untuk Pembangunan Berkelanjutan
dengan wawasan tentang bagaimana merumuskan terbaik dan menerapkan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Catatan
Kebijakan # 1, 'Earth Sistem Tantangan dan Pendekatan Multi-berlapis untuk
Development Goals Berkelanjutan' berpendapat untuk pentingnya menyadari bahwa mencapai
keberlanjutan tidak hanya membutuhkan memerangi kemiskinan dan lain ancaman
terhadap kesejahteraan manusia, tetapi juga konsumsi yang berlebihan dan gaya
hidup yang tidak berkelanjutan dalam masyarakat kaya. Ini menunjukkan
pendekatan multi-layered dengan SDG target dibingkai dalam istilah global
tetapi juga disesuaikan dengan konteks sub-global ketika diperlukan.
Catatan
Kebijakan # 2, 'Menghubungkan Pendidikan dan Air di Development Goals
Berkelanjutan' adalah sebuah aplikasi Kebijakan Brief # 1, di mana ia
berpendapat bahwa pendidikan sangat terkait kemajuan potensial pada tantangan
keberlanjutan yang berhubungan dengan air.
Catatan
Kebijakan # 3, "Mengintegrasikan Governance ke dalam Sustainable
Development Goals ', mengambil tempat Policy Brief # 1, menggali lebih dalam
pertanyaan tentang bagaimana mengintegrasikan bukan hanya pemerintahan, tetapi
semua aspek itu: baik, efektif dan tata kelola yang adil . Membuat tujuan yang
berdiri sendiri pada tata kelola berpendapat untuk memberikan kesempatan yang
lebih baik untuk mengambil semua tiga aspek pemerintahan ke rekening, tetapi
juga risiko bahwa upaya untuk mencapai 'baik' governance menaungi dua lainnya.
Mengintegrasikan pemerintahan ke semua SDGs-isu tertentu sebaliknya, memberikan
skenario terbalik; mungkin membuka ruang bagi terciptanya target baik
disesuaikan yang memajukan aspek-aspek tertentu dari pemerintahan, namun
kemajuan tersebut akan kurang lengkap.
Catatan
Kebijakan # 1 dan # 3 batang dari Lokakarya Internasional tentang Pemerintahan
dan Pembangunan Berkelanjutan Tujuan. Lokakarya ini dihadiri ulama dan praktisi
internasional dengan keahlian pada tata kelola lingkungan global untuk membahas
pertanyaan-pertanyaan kunci yang berkaitan dengan tata kelola, dan untuk,
agenda pembangunan pasca-2015.
Catatan
kebijakan secara resmi dirilis pada forum kebijakan: 'Governance', 'Pendidikan'
dan Arsitektur dari Development Goals Berkelanjutan, diselenggarakan 22 Mei
2014, di New York dan co-diselenggarakan oleh UNU-IAS dan Proyek POST2015 (diselenggarakan
oleh Tokyo Institute of Technology). Upaya ini telah unik dalam fokus pada tata
kelola dan untuk SDGs, dan memberikan wawasan penting dan kompleks dengan
pertanyaan apa, dan bagaimana untuk melanjutkan.
Rumusan tersebut merupakan sebuah usaha yang
ditempuh oleh petinggi petinggi negara di dunia karena keresahan dan
kehawatiran terhadap keberlanjutan bangsa ini. Sebagai generasi muda yang nanti
akan memikul tampuk tanggungjawab, apa kita harus diam saja? Tentu tidak.
Langkah konkret yang harus dilakukan adalah take action. Tidak hanya demo
sana-sini membuat kerusuhan, mengkrtisi pemerintahan, namun dirinya tidak mampu
memberi soslusi. Omong kosong. Lebih baik kita simpan saja energy kita untuk
memikirkan dan emnciptakan sesuatu yang berguna untuk bangsa ini.
Seorang pahalawan tidak pernah memikirkan
dirinya kan muncul dalam sejarah atau tidak. Tapi seorang pemimpin muncuyl
karena tuntutan keterbatasan dan ketertidasan. Seorang pemimpin muncul sebgai
solusi permasalahan. Membawa pencerahan bagi sesama. Begitu pula untuk bumi
yang harus kita jaga dan kita lestarikan.
Sebagai penutup saya akan menuliskan satu
bait puisi karya Chairil Anwar
Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang
berserakan
Pusi tersebut mengandung arti bawa meski
kita sudah berjuang berdarah-darah, perjuangan kita belum selesai. Masih banyak
tugas yang harus kita selsesaikan dalam mengemban amanah sebagai khalifah di
muka bumi ini, karena kewajiban kita lebih besar dari kemampuan yang kita
miliki.
Teruslah semangat pemimpin muda!
Miliki naluri pahlawan dalam hati!
Jadilah pahlawan untuk negeri dan untuk bumi
pertiwi!
Referensi :
Indonesia National Workshop On Sustainable Development Goals, 2014, Kementerian Koordinator Bidang kesejahteraan Rakyat
Republik Indonesia.
Matta, Anis. 2004. Mencari Pahlawan Indonesia. The Tarbawi Center
Muadz, Abdullah. 7 november 2014 http://depoklik.com/opini-siapa-pahlawan-siapa-penjahat/
30 november 2014 jam 13.00
November 2014- latepost
Tidak ada komentar:
Posting Komentar